Menyenangkan ketika kita mengingat kembali masa lalu kita, dimana kita dapat bermain dengan bebas di luar rumah. Lingkungan yang mendukung, udara yang masih bersih, serta makanan, yang tentu saja bukan makanan instan, yang dihasilkan petani dengan pertanian yang selaras alam. Memberikan kenangan yang menyenangkan, terutama makanannya. Betapa tidak, sangat menyenangkan ketika membakar ubi dan jagung di kebun, memakan buah-buahan dibawah pohonnya, tanpa takut pestisida kimia yang meracuni kita.

Masih jelas dalam ingatan, ketika orang tua dahulu menyajikan nasi merah sebagai makanan utama. kemudian lambat laun seiring dengan kuatnya program swasembada pangan, lebih teparnya IR-isasi (karena semua petani “dipaksa” menanam padi jenis IR) jaman orde baru. Dengan lauk pauk yang sangat beragam. Sedapnye...., seperti kata si Upin dan Ipin.
Kemanakah beras merah sekarang? Hingga anak-anak kita tidak mengenalnya. Bahkan anak kedua kami yang kedua begitu takjub ada beras berwarna merah, sedang kakaknya enggan memakannya karena katanya itu makanan burung!. Nah lo! Sejauh yang saya tahu beras merah justru memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dari beras putih bisa apalagi yang kelas IR.
Dan sejatinya beras merah telah dikenal sejak tahun 2800 SM. Saat itu para tabib percaya bahwa beras merah memiliki nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Ribuan tahun kemudian dengan perkembangan teknologi diketahuilah bahwa ternyata memang beras merah memiliki kandungan Gizi yang lebih tinggi dari beras putih biasa. Bahkan dulu di beberapa negara di Asia, beras merah lebih dikaitkan dengan masa kemiskinan atau masa perang dan jarang sekali dikonsumsi kecuali oleh orang yang sedang sakit, manula, dan penderita sembelit.
Namun sekarang rasanya kita semua membutuhkan, meskipun tidak kekurangan pangan namun barangkali kekurangan gizi (he..he..he...). Itu barangkali sebabnya orang-orang kita sulit sekali diajak berpikir dengan tenang, terlalu banyak makan beras proyek barang kali..he..he..he.
Itulah mengapa ketika di jogja ada warung dengan menu ayam goreng kampung dan nasi beras merah langsung jadi kegiatan rutin bulanan keluarga. Dan ketika ditawari beras merah siap saji tidak berpikir panjang lagi segera menjadi menu harian keluarga. Pendek kata, sebisa mungkin Lengkapi gizi keluarga, prinsipnya kenyang perlu, bergizi juga, sehat iya. Yuk, makan beras merah lagi!....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan memberikan komentar produktif, monggo..