Rabu, 07 April 2010

PIKAT : Pengelolaan Intensif Kesuburan Alami Terpadu

program untuk kelapa sawit

KONDISI AKTUAL
ekstensifikasi lahan sawit menjadi tantangan, karena beberapa hal:
  1. dituding sebagai sumber kerusakan hutan primer
  2. dituding sebagai perusak lapisan ozone
  3. dituding sebagai pemusnah satwa langka
  4. dianggap mengubah keseimbangan ekologi
     produktifitas lahan aktual masih rendah dari produktivitas lahan potensial, bahkan cenderung makin menurun
tenaga kerja yang semakin terbatas
biaya semakin tinggi

Namun demikian perkebunan Sawit menjadi menarik, jika dilihat dari:
  1. konsumsi CPO semikin meningkat karena keunggulan produksi dan harga dibanding sumber minyak nabati yang lain
  2. Perkembangan politik energi dari bahan bakar mineral menuju ke bahan bakar nabati
  3. Hanya sedikit negara yang memiliki lahan yang sesuai untuk perkebunan sawit
maka Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan energi nabati

POTENSI DAN TANTANGAN
     Jika dibandingkan dengan Malaysia, Indonesia head to head memiliki lahan yang sedikit lebih luas, yaitu 3,7 juta ha di tahun 2005, sedang Malaysia 'hanya' 3,6 juta ha. Namun dari sisi produktivitas pada tahun yang sama Indonesia hanya 3,7 ton/ha/tahun, kalah dari malaysia yang menghasilkan 4,1 ton/ha/tahun. Padahal kita memiliki lembaga riset Sawit kelas Dunia, mulai pembibitan hingga pengolahan hasil produksi.
     Oleh karena itu Indonesia memiliki pilihan yang lebih banyak dari malaysia, yaitu Ekstensifikasi dan Intensifikasi. Sementara saat ini Indonesia masih memilih ekstensifikasi atau perluasan lahan sebagai strategi pengembangan sawit (entah sampai kapan?). Padahal potensi sawit secara intensif masih bisa ditingkatkan lebih besar lagi, melalui managemen budidaya, diantaranya adalah strategi pemupukan yang tepat.
     Ada keyakinan jika perkebunan sawit Indonesia dikelola dengan konsep 3K, yaitu: kuantitas, kualitas, dan kelestarian, seperti yang disosialisasikan oleh PT Natural Nusantara, niscaya keuntungan dari sisi ekonomi dan lingkungan dapat diperoleh. Sehingga kesejahteraan, terutama para petani sawit, benar-benar terjamin dalam arti nilainya serta keberlangsungannya.



PIKAT
prinsip PIKAT adalah memperbaiki:

  1. Kesuburan kimiawi tanah dengan memberikan ketersediaan unsur hara mikro dan makro, enzym, hormon, serta asam-asam organik yang cukup
  2. Kesuburan fisika tanah dengan meningkatkan nilai Kapasitas Pertukaran Kation dan keseimbangan pori mikro dan makro
  3. Kesuburan biologi Tanah dengan mengkondisikan lingkungan tanah yang sesuai untuk kehidupan mikroorganisme tanah yang berguna untuk tanaman.

Produk yang digunakan dalam PIKAT diantaranya adalah:

  1. PowerNutrition (pupuk organik khusus buah)
  2. POP SuperNASA (pupuk organik padat Super)
  3. POC NASA (pupuk organik cair)
  4. Hormonik (hormon organik)

keempat produk tersebut telah digunakan diberbagai tempat sejak tahun 1996 dengan berbagai komoditi, seperti ditulis pada SUKSES GO!ORGANIK INDONESIA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan memberikan komentar produktif, monggo..