“Mari, silakan duduk.” sambut Direktur Utama sebuah perkebunan Sawit yang ternyata masih sangat muda. “ Apa yang anda bawa?” Begitu inti pembicaraan awal ketika Kami datang untuk memenuhi janji presentasi Maka dengan semangat 45 Kami berusaha menjelaskan kekuatan teknis produk kami, belum 3 menit kami presentasi beliau menyela,”sudah ada yang pakai belum”. “Sudah, pak!” jawab saya mantap. “skala perkebunan seperti punya saya?” tanya beliau lagi. “ Benar, pak. Ini referensinya.” jawab saya sambil mengulurkan beberapa lembar referensi perusahaan sejenis yang telah memakai produk kami.” lebih dari 3 tahun mereka menggunakan produk kami”. “ Ada hasil analisis laboraturiumnya?” tanya beliau lebih lanjut. “ ada, pak?” jawab saya ringkas. Sambil melihat-lihat kemasan, sejurus kemudian beliau berkata “ Oke, ini sampel produk saya coba dulu. Berapa lama kelihatan hasilnya di tanaman sawit?”. “ dua minggu untuk tanamannya terutama, pak. Kalau untuk buah tergantung umur tanaman, biasanya 2 bulan sudah terlihat hasilnya.” jawab saya mantap. “masak secepat itu,” tanya beliau. Namun ketika kami ingin menjelaskan secara teknis mengapa bisa secepat itu, tepat pada menit ke-10 beliau kembali memotong penjelasan kami,”Begini saja saya coba dulu saja, biar tanamannya saja yang bicara ”.
Belum sempat kami memberikan argumen lebih rinci, tiba-tiba meluncur pertanyaan “harganya berapa?”. Segera Saya sebutkan harga penawarannya, “ gak masuk!” begitu celutuknya. Blaik! Seru saya dalam hati..dijelaskan rinci manfaatnya tidak mau, ditunjukkan teorinya tidak mau..tiba-tiba mengambil kesimpulan tidak masuk!. Namun sejurus kemudian saya tersenyum kepadanya. Beliau tampak mengernyitkan dahi, seakan ingin tahu apa maksud saya tersenyum. “per hektar cuma 6 kg, pak. Tidak perlu ton!” seru saya. Masih dengan mengernyitkan dahi diraihnya kalkulator dengan cekatan. Dan kemudian “ cuma 40 gram per pokok, ya? Lalu gimana menaburkannya merata”, tanya beliau sangsi namun kali ini sambil tersenyum. “Ya, pak!” sambut saya. Sekali lagi beliau meraih kalkulatornya “Baik, ini saya langsung coba di kebun rumah. Kita lihat nanti 2 minggu kemudian. Ada kartu nama yang bisa saya hubungi?” begitu beliau mengahiri pertemuan 15 menit hari itu. Segera saja saya ulurkan kartu nama saya. Dan semua tersenyum.
Begitulah kisah nyata yang terjadi. Dalam perjalanan pulang kami masih membicarakan presentasi 15 menit yang cepat dan lugas. Di sisi waktu yang diberikan kepada kami, kami memang agak kecewa karena tidak diberi kesempatan untuk untuk menjelaskan secara rinci. Namun dari sisi hasil ini jauh lebih baik dari pada berbusa-busa tanpa ada komitment diakhir presentasi
Pada akhirnya kami mengambil hikmah bahwa penting untuk segera mengetahui minat pendengar kita, sehingga kita bisa langsung masuk pada pokok persoalan yang akan diselesaikan. Ini sangat membantu kita mengerti apa kebutuhan audien sekaligus audien memahami apa keinginan kita. Salam sukses GO!ORGANIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan memberikan komentar produktif, monggo..