Jumat, 18 Juni 2010

BUAH BUSUK PETANI RUGI PULUHAN MILYAR

Agus (bukan nama sebenarnya) sedang bersenang hati melihat tanaman cabainya yang tumbuh subur dan buah yang menggantung di tiap pangkal cabangnya. Terbayang sudah berapa keuntungan yang akan Agus dapatkan dari 2500 tanaman cabai yang dia tanam. Apalagi diprediksi harga cabai sedang bagus-bagusnya ketika panen 1 bulan lagi.

Ketika saatnya panen pertama, dengan semangat'45, Agus bergegas ke kebun cabainya. Mulailah Ia memanen buah pertama, prus! Kok lembek?..ah..baru satu ujarnya. Dipetiknya lagi prus! Prus!..maka curigalah Agus dengan kondisi cabainya. Kemudian dicermati kebun cabainya menyeluruh. Berkeringatlah Agus melihat banyaknya cabai yang rontok dan busuk yang merata di bawah tanaman cabainya.

Hampir 60% buah siap panennya busuk, tanpa bisa diselamatkan. Sementara buah yang masih hijau dilihatnya mulai tampak tanda-tanda akan busuk juga. Selidik punya selidik penyebab busuknya adalah lalat buah yang “menyuntikkan” telurnya ke dalam buah, sehingga buah yang dari luar tambah bagus ternyata dalamnya busuk. Maka pupus sudah harapannya untung besar dari kebun cabainya musim ini.

Pernah mengalami kerugian seperti cerita Agus di atas? Kemungkinan besar jika anda memiliki tanaman buah bahkan kebun buah, Anda pernah mengalaminya. Mengapa simak data berikut ini:
Lalat buah ini disebabkan oleh serangga dengan nama latin Bractocera spp, Dacus spp. Dengan sebaran meluas di seluruh Asia dan Pasifik. Hama Busuk Buah adalah hama sangat ganas yang menyerang sayur dan buah. Mengapa?
Karena tanaman yang terserang ada 26 jenis, yaitu :
  • Sayur : cabai, tomat, Pare.
  • Buah : Apel, Belimbing, Jeruk, Jambu Air, Jambu Biji, Nangka, Melon, Mangga, Pepaya, Semangka.

Sedangkan tanda-tanda serangan :
  • Buah muda menjadi rontok, buah tua menjadi busuk berbelatung.
  • Tingkat serangan pada 26 jenis tanaman sayur dan buah adalah 30 – 65 %.
  • Nah, yang lebih berbahaya adalah kecepatan perkembangbiakannya, yaitu: Nengat betina sekali bertelur 1 – 10 butir, shari bisa bertelur 40 butir, dan dalam satu kali siklus hidup satu betina menghasilkan 800 butir. 
Sangatlah wajar jika kebun cabai Agus dengan 2500 tanaman dapat rusak hingga sekitar 60%.

Dari luar negri diberitakan bahwa biaya pengendalian lalat buah di Jepang menghabiskan 5 MILYAR YEN atau setara 94, 15 MILYAR RUPIAH setahun. Sedang di Australia menghabiskan dana 146, 327 MILYAR RUPIAH setiap tahunnya. Di Tanah Karo Sumatera Utara saja petani jeruk mengalami kerugian hingga mencapai 37 MILYAR RUPIAH (sumber: komunitas karo di yahoo).

Selain itu Lalat Buah bisa menjadi penular bakteri yang berbahaya bagi kesehatan manusia yaitu Escherisia colii atau sering disebut E.Colii.
Selama ini pengendalian hama lalat buah dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang paling populer adalah dengan pestisida kimia, yang sebenarnya berbahaya tidak saja bagi manusia tetapi terbukti bahwa semakin hari tingkat serangan Lalat buah tidak menurun, namun justru meningkat. Sehingga dikembangkan bahan artraktan yang mengandung methil eugenol sebagai bahan aktif yang terbukti efektif mengendalikan lalat buah jantan. Hanya saja methil eugenol tidak membunuh hanya menarik lalat jantan untuk masuk perangkap.
 

Berbagai produk methil eugenol telah dirilis ke masyarakat namun umumnya hanya terbatas pada bahan aktifnya saja sehingga petani harus membuat perangkapnya dahulu sebelum menggunakan. Hal ini merepotkan para petani sehingga seringkali tidak membuat perangkapnya dengan benar. Alhasil banyak lalat buah betina yang telah terperangkap berhasil keluar kembali. Sehingga menurunkan efektifitas produk tersebut.
Oleh karena itu dirancanglah produk yang dinamakan METILAT LEM sebagai atraktan pengendali lalat buah yang mengandung methil eugenol dengan dilengkapi lem sebagai perangkap.
 

METILAT LEM sangat efektif menarik lalat buah betina sekaligus membunuh lalat buah. Selain itu para petani diperlu lagi direpotkan membuat perangkap lalat buah karena METILAT LEM dirancang untuk dapat digunakan secara mudah. Pemakaian Metilat Lem, dalam 1000 m2 cukup 1 botol dengan dioleskan pada botol plastik. Perangkap yang dipasang cukup 5 – 10 perangkap/1000 m2.
Selain lalat buah, hama lain yang bisa terperangkap yaitu: Aphis sp dan Thrips sp.

Dengan 1 botol Metilat Lem bisa menghentikan kehilangan hasil dari busuk buah.

7 komentar:

  1. SEMANGAT PAGI BOS.....
    SALAM KENAL DARI SAUDARA JAUH DIKALIMANTAN YA...IJIN COPY PASTE ARTIKEL MENARIKNYA...

    BalasHapus
  2. salam silaturahmi juga, monggo di copi paste ato dilink pak ari..jangan lupa beri tautan pada artikelnya..semangat pagi!

    BalasHapus
  3. Salam pertanian...
    Untuk Metilat Lem apa bisa didapat di di toko pertanian?
    Harga berapa?
    Terima Kasih..

    BalasHapus
  4. Mas Andreas, pada beberapa toko pertanian terdapat produk tersebut, namun jika Mas Andreas justru berminat bergabung untuk mendistribusikannya, Kami terbuka untuk itu. Silakan hubungi kami di Wahyudjoe@gmail.com dengan Subject MetilatLem. terima kasih

    BalasHapus
  5. tidak enaknya jika kita menggunakan lem tersebut mas, hama yg ada pada lahan lain akan kelahan kita, memang salah satu alternatif yg baik....

    BalasHapus
  6. mr. Anonim, memang itulah salah satu kekurangan dari pengendalian hama yang menggunakan aroma. Aroma akan menyebar ke mana angin berhembus. Namun kendala ini bisa kita atasi dengan cara penempatan botol yang telah diberi metilat lem pada posisi yang tepat, sehingga warna kuning lebih tampak menarik bagi lalat buah.

    BalasHapus
  7. tolong hubungi saya 082196452457 atau email saya di mallapurus@gmail.com atau fb:tipalappis sulawesi

    BalasHapus

silakan memberikan komentar produktif, monggo..