Saya yakin benar bahwa hidup itu harus diperjuangkan. Bahkan setiap kesuksesan didalamnya akan terdapat cerita-cerita getir yang mengikutinya, begitu juga dengan cerita terdahulu (reward en punishmen: sebuah sudut pandang bagian 1 dan bagian 2). Tergantung sudut pandang mana kita akan belajar dari kisah-kisah tersebut.
Hampir dalam setiap detiknya kita dituntut memilih atas pilihan-pilihan yang muncul dihadapan kita. Coba kita susuri lagi hari-hari kita. Ketika kita bangun pagi kita telah dihadapkan pada pilihan, segera beranjak dari tempat tidur atau duduk dulu dipinggirnya. Hingga malam hari sebelum tidur kita diberi pilihan tidur sekarang atau nanti, nonton TV dulu ah..atau sekedar melamun. Bahkan didalam tidur menjelang pagi sebelum membuka mata, kitapun diberi pilihan: buka mata sekarang atau tunda sejenak.
Setiap pilihan kita ada konsekuensinya, sekecil apapun. Dan itulah rangkaian kehidupan kita. celakanya kita seringkali lupa bahwa kita kemarin, dahulu, dahuluuuuu sekaliiii..pernah memilih yang ini tidak yang itu. maka ketika kita merasa gagal kita lupa bahwa kitalah yang memilih jalannya. Ketika kita merasa sukses maka kita lupa bahwa kita pernah meninggalkan pilihan yang lain, yang mungkin meninggalkan getir.
ketika kita sukses apakah itu sebuah reward?, sebaliknya, ketika kita gagal apakah itu sebuah punishmen?. Bagi saya ini adalah bagian dari perjalanan waktu yang memang harus kita lalui sebagai konsekuensi sebuah pilihan. Ini perjalanan yang belum usai, sampai kita dipanggil pulang. Ketika kegagalan terjadi, ketika kesuksesan terjadi, waktu tidaklah berhenti seketika. Selalu ada pilihan berikutnya, bangkit atau meratapi kegagalan. Jika sukses pilihannya adalah pensiun atau terus berkarya. Itulah mengapa seorang yang dahulu pernah dipuja-puja sebagai pahlawan tak tertandingi kemudian menjadi bahan cacian diakhir hayatnya. karena waktu tidak berhenti ketika kita menjadi pahlawan.
Kawan-kawan..
Tuhan pastilah tidak menjadikan sesuatunya sia-sia, pasti ada funsinya. Ketika kita melihat para petani tua kita berjuang terengah-engah, pasti ada peluang untuk keluar dari situasi itu, dan untuk melihat kebangkitan pertanian kita. ketika kita melihat diri kita terpuruk, pasti ada jalan keluar. Ini semua masalah pilihan. dan masa depan kita tergantung pilihan kita. Buku manual dari Pembuat Kehidupan telah ditangan, bukankah itu adalah sebaik-baik petunjuk?
Yakinlah bahwa kita adalah sebaik-baik ciptaan-Nya, maka janganlah kita biarkan diri kita menjadi buruk.
Tuhan telah memberimu ruh dengan sayap-sayap yang dapat menerbangkanmu menembus cakrawala Cinta dan Kebebasan. Apakah puas bila kemudian engkau memotong-motong sayapmu dengan tanganmu sendiri dan menderitakan jiwamu agar merayap seperti seekor serangga di atas bumi?
Oh..jiwaku..kehidupan itu laksana seorang pejalan malam..terbangnya tangkas...menapak cahaya fajar (khalil gibran)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan memberikan komentar produktif, monggo..