Rabu, 06 Oktober 2010

TIM PEMBURU

Jogjakarta segera membentuk Tim Pemburu! tingkatkan kewaspadaan! begitu tema talkshow di sebuah stasiun radio di Jogjakarta yang saya dengar sembari menjadi sopir pribadi anak-anak berangkat sekolah. Wah..virus cemas teroris apa juga menjalar ke Jogjakarta? ternyata tidak!. Itu Tim Pemburu Pembuang Sampah Sembarangan. Ya, sebuah tim yang akan mengejar siapa saja yang membuang sampah sembarangan bahkan jika sampah dibuang sambil bermotor dan bermobil.
Wah, setujuuuu! Soalnya sebel juga campur jijik, melihat kelakuan para penumpang mobil pribadi yang katagorinya termasuk mobil mewah sembarangan membuang sampah melalui jendela mobilnya. Seolah-olah diluar mobilnya, semuanya adalah tempat sampah. Dan bisa jadi kecelakaan berawal dari membuang sampah sambil bermobil.
Menurut Dinas yang terkait di Kota Jogjakarta, jumlah sampah akibat orang membuang sampah sembari berkendaraan cukup besar terutama jika musim liburan tiba. Padahal Dinas Kebersihan sampai mengadakan acara mencuci malioboro, agar tetap terlihat bersih dan bebas sampah.
Tetapi secara teknis apa mungkin dilaksanakan, mengingat perlu pos anggaran baru untuk membentuk TIM PEMBURU tersebut.
Jika benar-benar terealisasi, siap-siap saja jika tiba-tiba mobil anda diburu TIM PEMBURU, dan kemudian diberhentikan seraya mengucapkan," Maaf, Pak. Sampah Bapak terjatuh dari mobil. Monggo diambil kembali. Atau kami denda maksimum 20 juta!"
Read More »

Rabu, 18 Agustus 2010

ROMANTISME BERAS

Menyenangkan ketika kita mengingat kembali masa lalu kita, dimana kita dapat bermain dengan bebas di luar rumah. Lingkungan yang mendukung, udara yang masih bersih, serta makanan, yang tentu saja bukan makanan instan, yang dihasilkan petani dengan pertanian yang selaras alam. Memberikan kenangan yang menyenangkan, terutama makanannya. Betapa tidak, sangat menyenangkan ketika membakar ubi dan jagung di kebun, memakan buah-buahan dibawah pohonnya, tanpa takut pestisida kimia yang meracuni kita.

Masih jelas dalam ingatan, ketika orang tua dahulu menyajikan nasi merah sebagai makanan utama. kemudian lambat laun seiring dengan kuatnya program swasembada pangan, lebih teparnya IR-isasi (karena semua petani “dipaksa” menanam padi jenis IR) jaman orde baru. Dengan lauk pauk yang sangat beragam. Sedapnye...., seperti kata si Upin dan Ipin.
Kemanakah beras merah sekarang? Hingga anak-anak kita tidak mengenalnya. Bahkan anak kedua kami yang kedua begitu takjub ada beras berwarna merah, sedang kakaknya enggan memakannya karena katanya itu makanan burung!. Nah lo! Sejauh yang saya tahu beras merah justru memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dari beras putih bisa apalagi yang kelas IR.

Dan sejatinya beras merah telah dikenal sejak tahun 2800 SM. Saat itu para tabib percaya bahwa beras merah memiliki nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Ribuan tahun kemudian dengan perkembangan teknologi diketahuilah bahwa ternyata memang beras merah memiliki kandungan Gizi yang lebih tinggi dari beras putih biasa. Bahkan dulu di beberapa negara di Asia, beras merah lebih dikaitkan dengan masa kemiskinan atau masa perang dan jarang sekali dikonsumsi kecuali oleh orang yang sedang sakit, manula, dan penderita sembelit.

Namun sekarang rasanya kita semua membutuhkan, meskipun tidak kekurangan pangan namun barangkali kekurangan gizi (he..he..he...). Itu barangkali sebabnya orang-orang kita sulit sekali diajak berpikir dengan tenang, terlalu banyak makan beras proyek barang kali..he..he..he.

Itulah mengapa ketika di jogja ada warung dengan menu ayam goreng kampung dan nasi beras merah langsung jadi kegiatan rutin bulanan keluarga. Dan ketika ditawari beras merah siap saji tidak berpikir panjang lagi segera menjadi menu harian keluarga. Pendek kata, sebisa mungkin Lengkapi gizi keluarga, prinsipnya kenyang perlu, bergizi juga, sehat iya. Yuk, makan beras merah lagi!....
Read More »

Sabtu, 17 Juli 2010

OPTIMALISASI KEKUATAN: SEBUAH CARA UNTUK SUKSES

Tak perlu dipungkiri lagi manusia adalah makhluk paling sempurna, akan tetapi selalu ada saja yang dirasakan sebagai kelemahan jika dibanding dengan orang lain. Sering kita mengatakan “aku lebih ...dari pada kamu, atau saya gagal karena saya tidak bisa.....” yang kemudian diukur sebagai kelebihan atau kekurangan dibanding orang lain. Sedangkan ukuran yang digunakan seringkali sangat subyektif.
Agak klasik memang jika kita berbicara mengenai apakah seseorang mampu atau tidak mencapai apa yang diimpikannya. Biasanya orang kemudian akan menelusuri sumberdaya yang dimilikinya. Sebagian orang sibuk meratapi kekurangannya. Sebagian lagi sibuk menjalaninya saja tanpa mengantisipasi segala yang berkaitan dengan kekurangannya. Orang-orang ini pada akhirnya akan merasa gagal dalam hidupnya dan menyerah pada keadaan, tanpa mau memperbaikinya.
Disisi lain ada orang yang pandai mengelola sumberdayanya sehingga ia dapat mencapai apa yang diinginkannya. Mereka mengerti benar bahwa dia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain. Mereka akan menggunakan apa yang dimilikinya sebaik mungkin sehingga tujuannya tercapai. Biasanya orang-orang ini akan menilai dirinya dengan parameter kekuatan atau kelemahan. Yang berarti mereka menganalisa apa yang bisa dilakukannya dengan kekuatan dan kelemahannya agar tujuannya tetap tercapai. Mereka tidak membandingkan diri mereka dengan orang lain, melainkan mengukur kekuatan apa saja yang bisa digerakkan sehingga kelemahannya tidak menjadi penghambat.
Orang-orang sukses biasanya adalah orang-orang yang mampu mengelola kekuatannya dengan sangat baik. Mereka merinci kekuatannya dan mengukurnya sampai dimana kekuatan itu bisa digerakkan, bahkan mereka menggabungkan kekuatan yang dimiliki sehingga menjadi kekuatan yang lebih besar. Kita bisa melihat berbagai contoh yang kadang diluar logika kita. Bisa kita temui bagaimana orang tanpa tangan atau kaki dapat berenang dengan baik, bahkan lebih baik dari kita yang memiliki tangan dan kaki. Bagaimana orang yang buta bisa menciptakan sofware komputer yang sangat bermanfaat bukan saja untuk orang buta namun untuk orang banyak. Dan tentu saja bagaimana orang yang sangat miskin bisa bersekolah hingga mencapai gelar doktor. Sering juga kita melihat orang yang dicap paling bodoh ketika sekolah justru sekarang menjadi guru yang hebat.
Pelajaran yang bisa kita ambil adalah orang-orang yang sukses selalu tahu tujuannya. Sehingga mereka akan memusatkan perhatian pada bagaimana menggerakkan semua kekuatannya untuk mencapai tujuannya. Ini berarti kekuatan diri menjadi fokus untuk digerakkan. Mereka akan mengoptimalkan kekuatannya untuk mencapai hasil yang maksimal.
Lalu bagaimana dengan kelemahan yang dimiliki oleh orang-orang sukses itu?. Bagi orang-orang sukses kelemahan bukanlah sesuatu yang harus dilawan. Mereka menerima kelemahan tersebut dengan ikhlas. Mereka memandang bahwa kelemahan adalah bagian tak terpisahkan dari kekuatan yang merka miliki. Bagi mereka, kelemahan yang merka miliki adalah sebuah keunikan yang membedakan mereka dengan orang lain.
Keunikan, itulah kata yang justru membangun kekuatan baru, ketika dihadapkan pada kelemahan yang dimiliki. Setiap orang adalah unik, tidak ada satupun orang yang sama persis. Selalu ada persamaan dan perbedaan dengan orang lain. Oleh karena itu kualitas seseorang merupakan hubungan antara kekuatan dan kelemahan dalam menghadapi peluang dan ancaman. Seseorang dinilai berkualitas jika pandai mengelola kekuatan dan kelemahannya sehingga mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada dan mengantisipasi ancaman yang datang.
Sekali lagi kata kuncinya adalah terimalah kelemahan anda sebagai keunikan, dan optimalkan kekuatan untuk mencapai cita-cita anda. Bagaimana dengan anda? Sibuk merenungi dan menyesali kelemahan anda atau sibuk menyusun dan mengelola kekuatan diri. Pada akhirnya semua terserah pada kita sendiri, apakah ingin lebih baik atau tetap terpuruk.

“Hidup adalah pilihan, maka saya memilih membangun kekuatan diri untuk sukses.”
SEMANGAT PAGI!
Read More »

Jumat, 18 Juni 2010

BUAH BUSUK PETANI RUGI PULUHAN MILYAR

Agus (bukan nama sebenarnya) sedang bersenang hati melihat tanaman cabainya yang tumbuh subur dan buah yang menggantung di tiap pangkal cabangnya. Terbayang sudah berapa keuntungan yang akan Agus dapatkan dari 2500 tanaman cabai yang dia tanam. Apalagi diprediksi harga cabai sedang bagus-bagusnya ketika panen 1 bulan lagi.

Ketika saatnya panen pertama, dengan semangat'45, Agus bergegas ke kebun cabainya. Mulailah Ia memanen buah pertama, prus! Kok lembek?..ah..baru satu ujarnya. Dipetiknya lagi prus! Prus!..maka curigalah Agus dengan kondisi cabainya. Kemudian dicermati kebun cabainya menyeluruh. Berkeringatlah Agus melihat banyaknya cabai yang rontok dan busuk yang merata di bawah tanaman cabainya.

Hampir 60% buah siap panennya busuk, tanpa bisa diselamatkan. Sementara buah yang masih hijau dilihatnya mulai tampak tanda-tanda akan busuk juga. Selidik punya selidik penyebab busuknya adalah lalat buah yang “menyuntikkan” telurnya ke dalam buah, sehingga buah yang dari luar tambah bagus ternyata dalamnya busuk. Maka pupus sudah harapannya untung besar dari kebun cabainya musim ini.

Pernah mengalami kerugian seperti cerita Agus di atas? Kemungkinan besar jika anda memiliki tanaman buah bahkan kebun buah, Anda pernah mengalaminya. Mengapa simak data berikut ini:
Lalat buah ini disebabkan oleh serangga dengan nama latin Bractocera spp, Dacus spp. Dengan sebaran meluas di seluruh Asia dan Pasifik. Hama Busuk Buah adalah hama sangat ganas yang menyerang sayur dan buah. Mengapa?
Karena tanaman yang terserang ada 26 jenis, yaitu :
  • Sayur : cabai, tomat, Pare.
  • Buah : Apel, Belimbing, Jeruk, Jambu Air, Jambu Biji, Nangka, Melon, Mangga, Pepaya, Semangka.

Sedangkan tanda-tanda serangan :
  • Buah muda menjadi rontok, buah tua menjadi busuk berbelatung.
  • Tingkat serangan pada 26 jenis tanaman sayur dan buah adalah 30 – 65 %.
  • Nah, yang lebih berbahaya adalah kecepatan perkembangbiakannya, yaitu: Nengat betina sekali bertelur 1 – 10 butir, shari bisa bertelur 40 butir, dan dalam satu kali siklus hidup satu betina menghasilkan 800 butir. 
Sangatlah wajar jika kebun cabai Agus dengan 2500 tanaman dapat rusak hingga sekitar 60%.

Dari luar negri diberitakan bahwa biaya pengendalian lalat buah di Jepang menghabiskan 5 MILYAR YEN atau setara 94, 15 MILYAR RUPIAH setahun. Sedang di Australia menghabiskan dana 146, 327 MILYAR RUPIAH setiap tahunnya. Di Tanah Karo Sumatera Utara saja petani jeruk mengalami kerugian hingga mencapai 37 MILYAR RUPIAH (sumber: komunitas karo di yahoo).

Selain itu Lalat Buah bisa menjadi penular bakteri yang berbahaya bagi kesehatan manusia yaitu Escherisia colii atau sering disebut E.Colii.
Selama ini pengendalian hama lalat buah dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang paling populer adalah dengan pestisida kimia, yang sebenarnya berbahaya tidak saja bagi manusia tetapi terbukti bahwa semakin hari tingkat serangan Lalat buah tidak menurun, namun justru meningkat. Sehingga dikembangkan bahan artraktan yang mengandung methil eugenol sebagai bahan aktif yang terbukti efektif mengendalikan lalat buah jantan. Hanya saja methil eugenol tidak membunuh hanya menarik lalat jantan untuk masuk perangkap.
 

Berbagai produk methil eugenol telah dirilis ke masyarakat namun umumnya hanya terbatas pada bahan aktifnya saja sehingga petani harus membuat perangkapnya dahulu sebelum menggunakan. Hal ini merepotkan para petani sehingga seringkali tidak membuat perangkapnya dengan benar. Alhasil banyak lalat buah betina yang telah terperangkap berhasil keluar kembali. Sehingga menurunkan efektifitas produk tersebut.
Oleh karena itu dirancanglah produk yang dinamakan METILAT LEM sebagai atraktan pengendali lalat buah yang mengandung methil eugenol dengan dilengkapi lem sebagai perangkap.
 

METILAT LEM sangat efektif menarik lalat buah betina sekaligus membunuh lalat buah. Selain itu para petani diperlu lagi direpotkan membuat perangkap lalat buah karena METILAT LEM dirancang untuk dapat digunakan secara mudah. Pemakaian Metilat Lem, dalam 1000 m2 cukup 1 botol dengan dioleskan pada botol plastik. Perangkap yang dipasang cukup 5 – 10 perangkap/1000 m2.
Selain lalat buah, hama lain yang bisa terperangkap yaitu: Aphis sp dan Thrips sp.

Dengan 1 botol Metilat Lem bisa menghentikan kehilangan hasil dari busuk buah.
Read More »

Senin, 31 Mei 2010

PERKEBUNAN SAWIT: HEMAT MILYARAN RUPIAH DENGAN PROGRAM PIKAT (bagian1)


Hingga saat ini strategi peningkatan produksi sawit masih berkutat pada pola paling primitif, yaitu perluasan lahan. Ratusan ribu hektar kebun-kebun baru dibuka, sehingga sebagian mengalami konflik-konflik dengan berbagai kepentingan termasuk kepentingan terhadap kelestarian lingkungan.
Diakui ataupun tidak perkebunan Sawit memang menarik, jika dilihat dari kebutuhan yang terus meningkat setiap tahunnya, sementara tidak banyak negara yang mampu mengembangkan perkebunan sawit, sehingga kelak sawit menjadi bagian penting bagi negara dalam mengelola energi.
Hingga saat ini hasil sawit pengolahan sawit paling banyak digunakan sebagai:
  • konsumsi CPO semikin meningkat karena keunggulan produksi dan harga dibanding sumber minyak nabati yang lain
  • penggunaan produk turunan dari minyak sawit yang dapat dipergunakan untuk berbagai industri.
  • dan sawit juga potensial digunakan untuk bahan bakar nabati untuk menggantikan minyak bumi.
Namun demikian investasi untuk membangun industri sawit tidaklah kecil dan memerlukan jangka yang cukup panjang, sehingga perlu managemen khusus untuk menanganinya. Dari sisi budidaya berbagai pos biaya muncul untuk menjaga agar cashflow tetap terjaga untuk mengamankan investasi. Salah satu pos rutin yang cukup besar memakan biaya adalah biaya pemupukan, yang terdiri dari biaya bahan dan biaya aplikasi.
Seperti diketahui sejak April 2010 pupuk NPK bersubsidi telah mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, sedangkan pupuk NPK komersial non subsidi telah lama mengalami kenaikan, sehingga dapat dimengerti jika hal ini menambah tekanan biaya produksi kepada para pemilik kebun sawit. Hal lain yang membahayakan produktifitas kebun sawit, selain harga, adalah kelangkaan. Sehingga harga dan ketersediaan pupuk NPK telah mempengaruhi produktivitas kebun sawit.
Solusi yang bisa dilakukan adalah meningkatkan efisiensi pemupukan atau mencari alternatif pupuk lain yang memiliki produktivitas yang sama namun lebih ringan biaya pemupukannya.
Mari kita coba simulasikan biaya pemupukan dari sisi bahan pupuknya dulu, dengan pendekatan bahwa sebuah pabrik CPO kelas menengah membutuhkan 10.000 hektar kebun sawit. Jika melihat rekomendasi umum kebutuhan pupuk Urea, SP36, MoP, dan Dolomit total berkisar 6-9 kg, dimana komposisinya berkisar 2:1,5:1,5:1 per pokok per tahun. Mengingat harga pupuk tersebut di atas saat ini, biaya yang muncul setidaknya Rp 25.000 per pokok dan jumlah pokok rerata adalah 135 pokok per hektar maka diperoleh biaya bahan pupuk per hektar sebesar Rp 3.375..000. maka dikalikan 10.000 ha akan diperoleh Rp 33,75 Milyar! tiap tahunnya.
Tentu saja angka Rp 33, 75 M per tahun tersebut sangatlah besar mengingat fluktuasi harga sawit. Wajar saja banyak perkebunan sawit berusaha menghemat dengan cara mengurangi kebutuhan pupuknya, agar biaya pemupukan berkurang, sehingga yang terjadi adalah produktivitas menjadi menurun.
Lalu apa yang ditawarkan program PIKAT untuk mengatasi keadaan tersebut? Itulah kira-kira pertanyaan mendasar ketika pemilik kebun Sawit mendengarkan presentasi kita. Bisa dipahami mengapa pertanyaan tersebut muncul. Karena usaha di perkebunan sawit walaupun sangat menarik memerlukan perhitungan investasi tersendiri.
Inti dari program pikat sejatinya adalah meningkatkan keuntungan dalam budidaya sawit. Hal ini dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1.ditambah pupuk NASA secukupnya dengan mengurangi dosis pupuk makro
target: biaya pupuk dikurangi namun produksi tidak ber kurang
2.ditambah pupuk NASA dosis terbaik dengan mengurangi dosis pupuk makro
target: biaya relatif sama namun produksi meningkat
3.ditambah pupuk NASA dosis terbaik dengan tidak mengurangi dosis pupuk makro
target: biaya meningkat namun produksi meningkat jauh melebihi tambahan biayanya.
Read More »

Kamis, 06 Mei 2010

PRESENTASI KILAT

“Mari, silakan duduk.” sambut Direktur Utama sebuah perkebunan Sawit yang ternyata masih sangat muda. “ Apa yang anda bawa?” Begitu inti pembicaraan awal ketika Kami datang untuk memenuhi janji presentasi Maka dengan semangat 45 Kami berusaha menjelaskan kekuatan teknis produk kami, belum 3 menit kami presentasi beliau menyela,”sudah ada yang pakai belum”. “Sudah, pak!” jawab saya mantap. “skala perkebunan seperti punya saya?” tanya beliau lagi. “ Benar, pak. Ini referensinya.” jawab saya sambil mengulurkan beberapa lembar referensi perusahaan sejenis yang telah memakai produk kami.” lebih dari 3 tahun mereka menggunakan produk kami”. “ Ada hasil analisis laboraturiumnya?” tanya beliau lebih lanjut. “ ada, pak?” jawab saya ringkas. Sambil melihat-lihat kemasan, sejurus kemudian beliau berkata “ Oke, ini sampel produk saya coba dulu. Berapa lama kelihatan hasilnya di tanaman sawit?”. “ dua minggu untuk tanamannya terutama, pak. Kalau untuk buah tergantung umur tanaman, biasanya 2 bulan sudah terlihat hasilnya.” jawab saya mantap. “masak secepat itu,” tanya beliau. Namun ketika kami ingin menjelaskan secara teknis mengapa bisa secepat itu, tepat pada menit ke-10 beliau kembali memotong penjelasan kami,”Begini saja saya coba dulu saja, biar tanamannya saja yang bicara ”.
Belum sempat kami memberikan argumen lebih rinci, tiba-tiba meluncur pertanyaan “harganya berapa?”. Segera Saya sebutkan harga penawarannya, “ gak masuk!” begitu celutuknya. Blaik! Seru saya dalam hati..dijelaskan rinci manfaatnya tidak mau, ditunjukkan teorinya tidak mau..tiba-tiba mengambil kesimpulan tidak masuk!. Namun sejurus kemudian saya tersenyum kepadanya. Beliau tampak mengernyitkan dahi, seakan ingin tahu apa maksud saya tersenyum. “per hektar cuma 6 kg, pak. Tidak perlu ton!” seru saya. Masih dengan mengernyitkan dahi diraihnya kalkulator dengan cekatan. Dan kemudian “ cuma 40 gram per pokok, ya? Lalu gimana menaburkannya merata”, tanya beliau sangsi namun kali ini sambil tersenyum. “Ya, pak!” sambut saya. Sekali lagi beliau meraih kalkulatornya “Baik, ini saya langsung coba di kebun rumah. Kita lihat nanti 2 minggu kemudian. Ada kartu nama yang bisa saya hubungi?” begitu beliau mengahiri pertemuan 15 menit hari itu. Segera saja saya ulurkan kartu nama saya. Dan semua tersenyum.
Begitulah kisah nyata yang terjadi. Dalam perjalanan pulang kami masih membicarakan presentasi 15 menit yang cepat dan lugas. Di sisi waktu yang diberikan kepada kami, kami memang agak kecewa karena tidak diberi kesempatan untuk untuk menjelaskan secara rinci. Namun dari sisi hasil ini jauh lebih baik dari pada berbusa-busa tanpa ada komitment diakhir presentasi
Pada akhirnya kami mengambil hikmah bahwa penting untuk segera mengetahui minat pendengar kita, sehingga kita bisa langsung masuk pada pokok persoalan yang akan diselesaikan. Ini sangat membantu kita mengerti apa kebutuhan audien sekaligus audien memahami apa keinginan kita. Salam sukses GO!ORGANIK
Read More »

Rabu, 07 April 2010

PIKAT : Pengelolaan Intensif Kesuburan Alami Terpadu

program untuk kelapa sawit

KONDISI AKTUAL
ekstensifikasi lahan sawit menjadi tantangan, karena beberapa hal:
  1. dituding sebagai sumber kerusakan hutan primer
  2. dituding sebagai perusak lapisan ozone
  3. dituding sebagai pemusnah satwa langka
  4. dianggap mengubah keseimbangan ekologi
     produktifitas lahan aktual masih rendah dari produktivitas lahan potensial, bahkan cenderung makin menurun
tenaga kerja yang semakin terbatas
biaya semakin tinggi

Namun demikian perkebunan Sawit menjadi menarik, jika dilihat dari:
  1. konsumsi CPO semikin meningkat karena keunggulan produksi dan harga dibanding sumber minyak nabati yang lain
  2. Perkembangan politik energi dari bahan bakar mineral menuju ke bahan bakar nabati
  3. Hanya sedikit negara yang memiliki lahan yang sesuai untuk perkebunan sawit
maka Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan energi nabati

POTENSI DAN TANTANGAN
     Jika dibandingkan dengan Malaysia, Indonesia head to head memiliki lahan yang sedikit lebih luas, yaitu 3,7 juta ha di tahun 2005, sedang Malaysia 'hanya' 3,6 juta ha. Namun dari sisi produktivitas pada tahun yang sama Indonesia hanya 3,7 ton/ha/tahun, kalah dari malaysia yang menghasilkan 4,1 ton/ha/tahun. Padahal kita memiliki lembaga riset Sawit kelas Dunia, mulai pembibitan hingga pengolahan hasil produksi.
     Oleh karena itu Indonesia memiliki pilihan yang lebih banyak dari malaysia, yaitu Ekstensifikasi dan Intensifikasi. Sementara saat ini Indonesia masih memilih ekstensifikasi atau perluasan lahan sebagai strategi pengembangan sawit (entah sampai kapan?). Padahal potensi sawit secara intensif masih bisa ditingkatkan lebih besar lagi, melalui managemen budidaya, diantaranya adalah strategi pemupukan yang tepat.
     Ada keyakinan jika perkebunan sawit Indonesia dikelola dengan konsep 3K, yaitu: kuantitas, kualitas, dan kelestarian, seperti yang disosialisasikan oleh PT Natural Nusantara, niscaya keuntungan dari sisi ekonomi dan lingkungan dapat diperoleh. Sehingga kesejahteraan, terutama para petani sawit, benar-benar terjamin dalam arti nilainya serta keberlangsungannya.



PIKAT
prinsip PIKAT adalah memperbaiki:

  1. Kesuburan kimiawi tanah dengan memberikan ketersediaan unsur hara mikro dan makro, enzym, hormon, serta asam-asam organik yang cukup
  2. Kesuburan fisika tanah dengan meningkatkan nilai Kapasitas Pertukaran Kation dan keseimbangan pori mikro dan makro
  3. Kesuburan biologi Tanah dengan mengkondisikan lingkungan tanah yang sesuai untuk kehidupan mikroorganisme tanah yang berguna untuk tanaman.

Produk yang digunakan dalam PIKAT diantaranya adalah:

  1. PowerNutrition (pupuk organik khusus buah)
  2. POP SuperNASA (pupuk organik padat Super)
  3. POC NASA (pupuk organik cair)
  4. Hormonik (hormon organik)

keempat produk tersebut telah digunakan diberbagai tempat sejak tahun 1996 dengan berbagai komoditi, seperti ditulis pada SUKSES GO!ORGANIK INDONESIA.

Read More »

Senin, 05 April 2010

SPOOR WILLEM I

Catatan kali ini bukan untuk bercerita mengenai raja belanda tersebut. Ini mengenai sebuah situs tinggalan raja belanda yang dibangun 21 Mei 1873, dan sebagian besar masih terawat dengan baik.
Jangan salah! Situs ini bukan di amsterdam, rotterdam, atau di dam yang lain..situs ini ada di Jawa tengah tepatnya di Ambarawa. Ya..tepat. Stasiun Kereta Api Militer Ambarawa. Yang jaraknya 35 km dari Semarang.
Situs ini sekarang menjadi sebuah museum yang sangat interaktif, karena tidak saja memajang foto-foto jadul dan “bangkai” lokomotif kuno, namun pengunjung dapat berinteraksi dengan kereta kuno tersebut secara langsung. Artinya kita masih diberi kesempatan untuk merasakan kerja keras jagoan kita, si lokomotif tua. Seluruhnya ada 21 lokomotif tua yang dipajang di area museum, 5 diantaranya masih bisa dioperasikan dengan baik. Nah..bagi yang ingin ber”interaksi” dengan lokomotif uap sambil menikmati pegunungan Ungaran dan Merbabu, pesan dulu, karena ini khusus untuk rombongan.
Atraksi tersebut menjadikan museum kereta api Ambarawa adalah satu-satunya museum di dunia yang memamerkan lokomotif uap tua yang dipadu dengan perjalanan wisata dengan kereta uap kuno. ya..benar-benar lokomotif uap kuno, umurnya sudah 140 tahun! Kerja Hebat untuk PT KAI.
Hebat bangsaku, Indonesia. Sudah berkali-kali kita buktikan bahwa dengan segala keterbatasan kita bisa berbuat. Sudah berkali-kali kita buktikan bahwa kita bukan bangsa yang cengeng dan bukan bangsa pengemis. Salut untuk PT KAI yang dengan segala daya untuk memelihara agar sejarah tidak terlupakan.
Belajar dari Lokomotif Uap Tua, jangan pernah berhenti berjuang dan jangan pernah menyerah karena keadaan, hingga Tuhan memanggil kita pulang. SEMANGAT PAGI!
Read More »

Jumat, 26 Maret 2010

reward en punishmen: sebuah sudut pandang (BAGIAN TERAKHIR)

Ah..lumayan lama tidak menulis lanjutan catatan yang telah terbit 2 bagian. Ini bisa jadi bagian akhir dari catatan dengan judul diatas..oh ya...pada bagian dua terdahulu, catatan terhenti pada cerita apa ya?..hemmm..aha..kadang memang fokus akan bergeser jika ada "penggoda" seperti yang disiratkan pada bagian kedua terdahului.. hehehe..diakui atau tidak memang cukup "mengganggu", namun sayang jika dilewatkan untuk sekedar mengingat kembali bahwa pernah terekam setangkai bunga indah diantara rimbunnya belukar, yang pernah menjadi bagian perjalanan waktu.Ah..sudah lah..mari kita fokus saja pada materi utamanya..
Saya yakin benar bahwa hidup itu harus diperjuangkan. Bahkan setiap kesuksesan didalamnya akan terdapat cerita-cerita getir yang mengikutinya, begitu juga dengan cerita terdahulu (reward en punishmen: sebuah sudut pandang bagian 1 dan bagian 2). Tergantung sudut pandang mana kita akan belajar dari kisah-kisah tersebut.
Hampir dalam setiap detiknya kita dituntut memilih atas pilihan-pilihan yang muncul dihadapan kita. Coba kita susuri lagi hari-hari kita. Ketika kita bangun pagi kita telah dihadapkan pada pilihan, segera beranjak dari tempat tidur atau duduk dulu dipinggirnya. Hingga malam hari sebelum tidur kita diberi pilihan tidur sekarang atau nanti, nonton TV dulu ah..atau sekedar melamun. Bahkan didalam tidur menjelang pagi sebelum membuka mata, kitapun diberi pilihan: buka mata sekarang atau tunda sejenak.
Setiap pilihan kita ada konsekuensinya, sekecil apapun. Dan itulah rangkaian kehidupan kita. celakanya kita seringkali lupa bahwa kita kemarin, dahulu, dahuluuuuu sekaliiii..pernah memilih yang ini tidak yang itu. maka ketika kita merasa gagal kita lupa bahwa kitalah yang memilih jalannya. Ketika kita merasa sukses maka kita lupa bahwa kita pernah meninggalkan pilihan yang lain, yang mungkin meninggalkan getir.
ketika kita sukses apakah itu sebuah reward?, sebaliknya, ketika kita gagal apakah itu sebuah punishmen?. Bagi saya ini adalah bagian dari perjalanan waktu yang memang harus kita lalui sebagai konsekuensi sebuah pilihan. Ini perjalanan yang belum usai, sampai kita dipanggil pulang. Ketika kegagalan terjadi, ketika kesuksesan terjadi, waktu tidaklah berhenti seketika. Selalu ada pilihan berikutnya, bangkit atau meratapi kegagalan. Jika sukses pilihannya adalah pensiun atau terus berkarya. Itulah mengapa seorang yang dahulu pernah dipuja-puja sebagai pahlawan tak tertandingi kemudian menjadi bahan cacian diakhir hayatnya. karena waktu tidak berhenti ketika kita menjadi pahlawan.
Kawan-kawan..
Tuhan pastilah tidak menjadikan sesuatunya sia-sia, pasti ada funsinya. Ketika kita melihat para petani tua kita berjuang terengah-engah, pasti ada peluang untuk keluar dari situasi itu, dan untuk melihat kebangkitan pertanian kita. ketika kita melihat diri kita terpuruk, pasti ada jalan keluar. Ini semua masalah pilihan. dan masa depan kita tergantung pilihan kita. Buku manual dari Pembuat Kehidupan telah ditangan, bukankah itu adalah sebaik-baik petunjuk?
Yakinlah bahwa kita adalah sebaik-baik ciptaan-Nya, maka janganlah kita biarkan diri kita menjadi buruk.


Tuhan telah memberimu ruh dengan sayap-sayap yang dapat menerbangkanmu menembus cakrawala Cinta dan Kebebasan. Apakah puas bila kemudian engkau memotong-motong sayapmu dengan tanganmu sendiri dan menderitakan jiwamu agar merayap seperti seekor serangga di atas bumi?
Oh..jiwaku..kehidupan itu laksana seorang pejalan malam..terbangnya tangkas...menapak cahaya fajar
(khalil gibran)
Read More »

Senin, 08 Maret 2010

Sekali lagi: in memoriam WS RENDRA, thanks to IWAN FALS the icon

KESAKSIAN
Aku mendengar suara
Jerit mahluk terluka
Luka,luka hidupnya....luka
Orang memanah rembulan
Burung sirna sarangnya
Sirna,sirna...hidup redup
Alam semesta...luka

Banyak orang hilang nafkahnya
Aku bernyanyi menjadi saksi
Banyak orang dirampas haknya
Aku bernyanyi menjadi saksi

Mereka dihinakan,tanpa daya
Yaaa...tanpa daya! terbiasa hidup sangsi
Orang-orang harus dibangunkan
Kenyataan harus dikabarkan
Aku bernyanyi menjadi saksi

Lagu ini jeritan jiwa
Hidup bersama harus dijaga
Lagu ini harapan sukma
Hidup yang layak harus dibela

Orang-orang harus dibangunkan
Aku bernyanyi menjadi saksi
Kenyataan harus dikabarkan
Aku bernyanyi menjadi saksi

(Syair: WS Rendra, dinyanyikan: Iwan Fals. KONSER KANTATA TAKWA, stadion utama SENAYAN, 1991)

teringat dalam benak, ketika itu 1991, genap setahun jadi anak kuliahan di jogja. ditangan secarik potongan kertas sobekan dari sampul album KANTATA TAKWA. berbekal secarik kertas itu, mengumpulkan tekad, hanya ada satu kata: STADION UTAMA SENAYAN! (entah mengapa aku lebih menyukai nama SENAYAN). WUIH..kantong cekak..maklum anak guru yang memaksakan diri untuk kuliah di Jogja..stasiun Lempuyangan itu yang terlintas di benak ku.. maka kereta ekonomi yang penuh sesak dengan bau orang, barang, binatang ternak bercampur bawur..cukuplah dengan selembar koran, pemberian seorang bapak yang hendak ke jakarta mencari rumah anaknya yang bertahun-tahun tak pulang, ..LESEHAN..sesuai budaya jogja. ehm..kunikmati perjalanan semalaman.

seperti biasa.. kereta terlambat..2 jam.. biasa..turun di jatinegara..(salah turun ya? maklum orang kampung). mampir ke rumah saudara atau langsung ke Senayan? dengan mengumpulkan sedikit keberanian keputuskan langsung meluncur ke Senayan..wah gawat..gak ngerti arah nih..asal aja naik bus kota 4 kali setelah 2 kali salah bus akhirnya sampai juga di kompleks senayan..lega rasanya..
Akhirnya..aku menjadi bagian sejarah bersama 150-an rb yang lain, menjadi SAKSI..sebuah konser hebat yang belum ada tandingannya hingga saat ini (versi ku). Sebuah konser yang mengubah arah hidupku, sebuah konser yang membuka mata hatiku sebagai anak kuliahan...,
BAHWA HIDUP MESTI DIPERJUANGKAN
BAHWA KEBENARAN MESTI DIKABARKAN

MARI KITA MENJADI SAKSI PERJALANAN SEJARAH NEGRI INI
INDONESIA MAKMUR RAYA

 
Read More »

Rabu, 03 Maret 2010

SEPERTI APA PROFIL PETANI INDONESIA 10 TH MENDATANG?

riset rajalele organik (thanks to HIM)
Jika kita travelling via jalur selatan atau pun utara jawa (belum sumatra, sulawesi, kalimantan dan lainnya), kadang kita masih sanggup tersenyum betapa luas lahan pertanian kita. terbayang bahwa kita mestinya berkecukupan sandang, pangan, papan.
Namun jika kita bertanya siapa kelompok mayoritas di negeri ini yang tidak sanggup.. menyekolahkan anaknya, siapa yang tidak sanggup memperbaiki rumahnya, bahkan sampai siapa yang tak sanggup bersms ria kepada anaknya, yang merantau menghidupi diri, karena tidak punya HP (tukang becak di kota aja punya HP) maka akan ditemukan jawabannya: P E T A N I.
mengapa bisa begitu, ya tentu saja karena penghasilan mereka menyedihkan. Menurut para PENGAMAT (CUMA PENGAMAT DOANG), karena produksi rendah, harga jual rendah, kualitas hasil rendah, harga bibit+sarana pertanian mahal, bla, bla, bla..
Namun dalam opini saya penyebab rendahnya penghasilan adalah TIDAK SEPADANNYA NILAI TUKAR HASIL PRODUKSI PERTANIAN TERHADAP PRODUK YANG LAIN. Artinya yang lain boleh naik tetapi harga hasil produksi pertanian TIDAK BOLEH!.
Sebuah ilustrasi saja ketika tahun 2008 saya berkesempatan menyusuri thailand, malaysia, singapura, harga beras klas WARTEG disana ketika dikurs rupiah berkisar Rp 9.000-Rp12.000,-. Dasyaatt..Luar biasa....jika petani kita mendapat harga seperti itu ....Eiittthh..bapak petani jangan seneng dulu (pada saat yang sama beras kita cuma dihargai Rp 4.000) ...Ingat bulan-bulan itu pemerintah mengeluarkan larangan ekspor beras, yang boleh diekspor adalah beras premium, dan sampai sekarang belum jelas juga siapa saja yang boleh ekspor beras..alasannya bla..bla..bla..yang tentu saja terlalu banyak alasan.


riset rajalele organik (thanks to HIM)
Nah jika harga mobil boleh naik dengan alasan gaji para buruh naik, harga buku naik dengan alasan bahan baku naik, harga-harga lain boleh naik dengan alasan biaya produksi, mengapa petani tidak boleh menaikkan harga produksinya dengan alasan harga biaya produksi. Mari kita lihat contoh minyak goreng, para ibu pasti tahu jika harganya terus melambung, tetapi kita lihat harga tandan sawit di petani, ternyata tidak ada korelasinya sama sekali, bahkan ketika harga internasional naik, petani sawit tetap pada harga lama.

Lantas jika seperti itu SIAPAKAH YANG TERTARIK MENJADI PETANI 10th mendatang?
Jelaslah kerja Menteri Pertanian RI menjadi relevan kita cermati (soal presidennya kan sudah ada yang ngawasi). Ayo siapa peduli..
Fr: Djoe 4who trust
Read More »

Senin, 01 Maret 2010

reward en punishmen: sebuah sudut pandang (bagian 2)

"aku bertekad tidak akan menyerah, jikalau aku terkapar kembali, aku tidak kehilangan apapun.." begitu lanjutnya. "Ini pertaruhanku terakhir kali" serunya. Wah, jadi semangat aku mendengar perjalanan hidupnya. "Bos, entah mengapa suatu saat aku tergerak ke toko buku diskon yang ada di jogja, lama aku di dalamnya, berputar berkeliling mencari sesuatu yang aku sendiri tidak tahu. Sampai pada sudut toko mataku tiba-tiba saja tertarik pada sebuah buku. Padahal sudut itu telah kulewati berkali-kali..he..he..he."katanya sambil tersenyum geli mengingat kelakuannya di toko buku itu. "Ku baca judulnya, kubalik dan kubaca resensinya..terus ku bolak-balik buku itu. Kulihat harga bukunya..wak! habislah uangku terakhir hari itu."
"Namun entah bagaimana, akhirnya kuputuskan untuk membeli buku itu. dan aku yakin begitu saja bahwa buku itu akan mengubah jalan hidupku. Kuikuti petunjuk buku itu begitu saja. Just Do It gak berpikir lagi, kumulai usahaku sendiri." Aha..mulai menarik nih ceritanya "lalu modalnya?" tanyaku seperti orang tolol. "Tidak pake modal, bos!" serunya. "kumulai dengan menyewa 1 mobil selama 1 bulan, lalu kusewakan harian." cling! aku mulai mengerti sekarang jalan pikiran temanku itu. "Alhamdulillah, sewa mobil itu dapat ku lunasi dan sisanya cukup untuk biaya hidup. Dan dari situlah peluang demi peluang muncul silih berganti. Dari tawaran leasing mobil sampai kerjasama usaha."
"Alhamdulillah mobil sing tak sewa mau berhasil ku beli. Rasanya seperti mendapat hadiah mobil atas usahaku selama ini. Sekarang ada 10 mobil yang kusewakan. Modal awal mung tekad untuk berubah." Sejenak kemudian, tiba-tiba muncul sesosok yang lama kukenal " halo, mas..apa kabar. Ingat aku,khan? adik kelasmu dulu".

Hop..stop.. rehat dulu ya..pasti akan kulanjutkan untuk bagian terakhir. Segera! lebih cepat lebih baik
Read More »

Minggu, 28 Februari 2010

reward en punishmen: sebuah sudut pandang (bagian 1)

bertemu teman lama tentu membangkitkan kembali ingatan di masa lalu. Apa kabar?...dimana sekarang?..lama ya kita tidak bertemu..nah..disitulah ruang akan kembali teringat masa lalu..entah mengapa teman yang dahulu tidak terlalu akrab..kemudian bisa begitu akrab. bercerita masa-masa yang "hilang" selama tak bertemu.
Malam itu entah sudah menjadi takdir yang tak dapat ditolak, teman lama bertemu diantara hingar-bingar pesta temu kangen. dan entah mengapa kami lebih tertarik berbicara perjalanan kami masing-masing. Cerita yang menyedihkan sekaligus bahagia. Ya kebahagiaan selalu lebih terasa jika didalamnya terdapat proses yang menyedihkan.
Inilah cuplikan perjalanan beliau selama kami kehilangan kontak silaturahmi. siap menyimak?
"mas, mobil mu platnya kok aneh? mobil baru?"tanyaku agak serius setelah kami tertawa mengenang masa lalu kami."iya, bos" jawabnya enteng."itu mobil baru kemarin keluar dari leasing..pssst..itu juga nyewa"lanjutnya. "lha..kok bisa?"tanyaku penasaran."ha..ha..ha..sante aja, bos..terpaksa pake mobil sewaan. soalnya mobilku juga lagi gak ada dirumah semua" lanjutnya. "lah..tambah bingung aku" cetusku.."he..he..begini, bos.."dia menjelaskan asal muasal mengapa punya mobil buanyak kok datang ke reuni pake mobil sewaan.

"mobilku semua dipakai orang..ku sewakan. Alhamdulillah gak pernah nganggur. semua kendaraan habis disewa. sampe-sampe sepeda motor di rumah juga katut. ya.. itu usahaku sekarang, bos. Setelah bertahun-tahun terlunta-lunta."cetusnya sambil menghela nafas."Wah..masak sih..sampeyan terlunta-lunta" seruku heran, mengingat kesanku ketika kami masih sekolah dulu. "Betul, bos!. Aku sempat terlunta-lunta jadi sopir hotel, setelah keluar dari perusahaan perkebunan di kalimantan. Padahal posisiku cukup lumayan loh." ceritanya. "langsung drop keuangan keluarga, bos. Sampe-sampe aku dikuyo-kuyo bahkan oleh keluarga sendiri. Yang paling tragis adalah provokasi agar istriku bercerai hanya agar supaya bisa cari suami lagi.." sejenak aku tercekat, sementara dia terdiam diantara hingar-bingar musik, sambil menerawang.
"Itu masih ditambah aku tertipu 10 juta rupiah, tabunganku jadi supir. coba bayangkan 10 juta rupiah bagi seorang supir. Amblassss..begitu saja." lanjunya sambil menghela nafas. "Tapi, Bos" dia memanggilku Bos, entah mengapa, kebiasaan mungkin dikalangan pebisnis mobil sewa.

Hop..Stop..sementara ini dulu yang dapat aku tulis mengenai teman lamaku itu. Segera setelah ini akan aku lanjutkan! dan yang pasti Lebih cepat lebih baik!
Read More »

Senin, 22 Februari 2010

cerita pagi


SEMANGAT PAGI! seru saya, audience. SEMANGAT PAGI! sekali lagi terlontar, audience terdiam. Sebagian bertanya-tanya mengapa saya sampaikan SELAMAT PAGI, padahal acara dimulai MALAM hari.
Bukan SELAMAT PAGI! hadirin..akan tetapi SEMANGAT PAGI!..
Begitulah suasana ketika sebuah acara presentasi, pertemuan ataupun training yang saya bawakan.
Ya, SEMANGAT PAGI! telah menjadi bagian hidup untuk memotivasi diri agar tetap konsisten.

24 jam adalah jatah kita setiap orang untuk mengisinya. terserah pada kita mau diisi apa. Bagi kita yang jelas-jelas telah menetapkan tujuan hidupnya, maka kita akan isi dengan langkah-langkah menujua tujuan hidupnya. Jelaslah bahwa kita akan memanfaatkan detik demi detik untuk mencapai tujuan kita. maka kita sering dengan time is money bagi orang yang mengejar uang..mengejar uang? siapa yang tidak. atau sering kita dengar wejangan jangan buang-buang waktu!
Memanfaatkan waktu dengan baik berarti menggunakan waktu secara produktif agar bermanfaat bagi tujuan kita. setidaknya bermanfaat bagi diri sendiri. Akan Tetapi..
Jauh lebih baik jika juga bermanfaat bagi sekitar kita..itulah sebaik-baik manusia.
Oleh karena itu SEMANGAT PAGI! akan membawa kita pada suasana pagi yang begitu menyenangkan untuk memulai aktivitas kita, entah kita memulainya siang, sore, ataupun bahkan dini hari seperti para mbok bakul di Pasar Beringharjo..
Karena pagi memberikan harapan baru, karena pagi memberikan inspirasi baru, karena bagi memberikan semangat baru..
SEMANGAT PAGI!
Read More »